Pelatihan Deteksi Dini Kanker Payudara Dan Leher Rahim Bagi Dokter Di Puskesmas

Setelah mengikuti pelatihan, peserta mampu melakukan deteksi dini kanker leher rahim dan kanker payudara di puskesmas sesuai dengan kewenangan klinisnya.

Setelah mengikuti pelatihan ini peserta mampu:

<!--[if !supportLists]-->1.      <!--[endif]-->Melakukan Deteksi Dini Kanker Payudara dengan SADARI dan SADANIS

<!--[if !supportLists]-->2.      <!--[endif]-->Melakukan Deteksi Dini Kanker Payudara dengan Pemeriksaan USG Payudara untuk mendeteksi kasus normal, simple cyst dan non simple cyst

<!--[if !supportLists]-->3.      <!--[endif]-->Melakukan Tindak Lanjut Deteksi Dini Kanker Payudara

<!--[if !supportLists]-->4.      <!--[endif]-->Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dengan tes DNA HPV dan tes IVA- DoIVA

<!--[if !supportLists]-->5.      <!--[endif]-->Melakukan Tindak Lanjut Temuan Abnormal Deteksi Dini Kanker Leher Rahim

<!--[if !supportLists]-->6.      <!--[endif]-->Melakukan Pencegahan Infeksi dan Perlindungan Spesifik

<!--[if !supportLists]-->7.      <!--[endif]-->Melakukan Promosi Kesehatan, dan Konseling kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim

<!--[if !supportLists]-->8.      <!--[endif]-->Melakukan Pencatatan dan Pelaporan Hasil Deteksi Dini Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim

<!--[if !supportLists]-->1.      <!--[endif]-->Kriteria

<!--[if !supportLists]-->a.    <!--[endif]-->Dokter umum (diutamakan berjenis kelamin perempuan) yang berusia maksimal 50 tahun dan bekerja di Puskesmas yang mempunyai alat USG dengan probe linear minimal 12 MHz;

<!--[if !supportLists]-->b.    <!--[endif]-->Dokter umum yang masih tetap bekerja minimal 2 tahun di Puskesmas tersebut;

<!--[if !supportLists]-->c.    <!--[endif]-->Ditugaskan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.